Sabtu, 17 Agustus 2013

Camping di Pulau Semak Daun - Kepulauan Seribu

Share Perjalanan Menuju Pulau Semak Daun
"Update Biaya 13 - 15 Agustus 2013"

Biaya Perjalanan dari Bekasi : 
  1. Commuter Line tujuan Bekasi - Jakarta Kota : Rp 3.500
  2. Angkot U 11 Tujuan Pelabuhan Muara Angke : Rp 4.000-5.000 (Jika tidak ada angkot U 11 dari Stasiun Jakarta Kota naik Metromini 02 Rp. 3.000 turun di depan Kelurahan/Rumah Sakit Pluit, lalu di sambung angkot U 11)
  3. Kapal Muara Angke - P. Pramuka : Rp 35.000/orang
  4. Kapal P. Pramuka - P. Semak Daun : Rp 250.000 Tanpa Snorkling (rata-rata buka harga Rp 350.000, jika ingin berhenti di tempat Snorkling dan di ajari sekitar Rp 300.000an-Nego)
 Biaya Sewa dan Harga di Pulau Semak Daun :
  1. Alat snorkling 1 set : Rp 20.000/orang/hari (rata-rata buka harga sekitar Rp 50.000, semakin lama sewanya dan banyak harga bisa jauh lebih murah lagi)
  2. Uang camping di P. Semak Daun : Rp 15.000/orang/hari
  3. Air Tawar : Rp 5.000/Drigen (isi sekitar 10-20 liter)
  4. Charger HP/Kamera : Rp 2.000
  5. Aqua 1,5 L Rp 10.000, Aqua 500 ml Rp. 5.000 (di Pulau Pramuka Aqua 1,5 L Rp 6.000)
  6. Mandi : Rp. 2.000
  7. Popmie : Rp 10.000
  8. Kopi : Rp. 5.000
  9. Rokok Sampoerna A-Mild : Rp 15.000
Keperluan Untuk Camping :
  1. Air tawar/minum 1 galon "WAJIB" tidak ada air tawar di P. Semak Daun (Jaga-jaga jika penjual air tawar tidak datang, silakan hitung sesuai kebutuhan)
  2. Kompor portable Hi-Cook/Mawar
  3. Gas kompor portable
  4. Garam kasar (untuk ditaburkan disekeliling tenda untuk dihindari biawak dan ular)
  5. Tenda
  6. Alat untuk memasak dan makan
  7. Alat pancing dan umpan (jika tidak ingin menyesal liat banyaknya ikan)
  8. Alat untuk bilas/mandi
  9. Senter
  10. Power Bank
  11. Waterproof underwater kamera (Jika ingin berfoto ria di bawah laut)
  12. Selebihnya silakan hitung sesuai kebutuhan
" SELAMAT BERSENANG-SENANG "

Suasana Sesak Pemberangkatan Menuju Pulau Pramuka
Selasa, 13 Agustus 2013
Kami ber-empat berangkat menggunakan motor dari Bekasi pukul 04.00 WIB menuju tempat kerja saya untuk menitip kendaraan di daerah Pluit dekat Polsek Penjaringan, dari sana kami menyambung menggunakan bajaj dengan nego yang lumayan alot akhirnya disepakati harga Rp 20.000 di turunkan sampai depan pintu gerbang pelabuhan muara angke (kata supir bajaj, setiap pulau untuk tempat berangkat ada pelabuhannya sendiri, karena tujuan kami adalah Pulau Pramuka maka kami di turunkan di pelabuhan yang letaknya berdekatan dengan tempat pelelangan ikan). Pemberangkatan menuju Pulau Pramuka hanya ada 2 (dua) kali perjalanan yaitu jam 07.00 WIB dan 13.00 WIB, (disarankan datang 1 (satu) jam lebih awal agar dapat tempat duduk/tidur karena perjalanan sekitar 2-3 jam, jika kondisi cuaca sedang buruk maka perjalanan hanya di pagi hari saja dan jangan lupa membawa kantung plastik dan bila perlu minum dahulu obat anti mabuk).
Jam 09.30 WIB kami tiba di Pulau Pramuka, sebelum pemberangkatan selanjutnya kami siapkan alat dan bahan untuk bekal selama 3 hari 2 malam selama di pulau semak daun, pembagian tugas diberikan 1 (satu) orang menjaga tas dan 3 orang pergi untuk mencari kapal dan saling membandingkan harga, akhirnya kami memilih naik dari dermaga di depan kantor bupati. setelah bertanya-tanya kami ditawarkan alat untuk snorkling dan kami hanya sewa 2 set karena kami juga membawa kacamata renang sendiri, perjalanan menuju pulau semak daun sekitar 15-40 menit (tergantung kecepatan kapal dan kondisi cuaca). 
Kapal kecil ke Pulau Semak Daun
Saya dan Vicry sedang mengecek kondisi alat snorkling


Boat Benga alias nanto (Marinir) dan Vicry

Jam 12.00 WIB akhirnya kami tiba di tujuan, sampai di pulau semak daun kami langsung membuka tenda di area pantai sebelah barat cocok untuk menikmati suasana sunset. Setelah kami selesai makan siang dan beristirahat selama 3 (tiga) jam kami bersiap-siap untuk berenang dan snorkling di sekitar area pantai, batu karang hanya ada di pantai dekat tenda kami selebihnya hanya rumput laut dan pohon-pohon bakau kecil, air laut yang jernih dan ikan-ikan kecil membuat kami senang bermain-main disana, puas bermain air kami menyiapkan kayu-kayu bakar untuk api unggun dan penerangan karena waktu sudah menjelang sore dan lampu hanya ada di dekat rumah penjaga pulau.
Koki Jebolan Waroeng Ijo dan Rice Bowl
Nasi Ala Kadarnya "yang penting kebersamaan"
Suasana Camp di pulau bagian barat





Sunset malam pertama

Jam 19.00 WIB, Kami memulai memancing didermaga kapal selama 2 jam tapi hanya ikan-ikan kecil yang didapat, karena tidak banyak aktifitas yang bisa dilakukan saat malam hari jadi kami memilih untuk menikmati desiran ombak dan bercanda sambil menikmati sisha yang saya bawa hingga larut malam.
Jam 03.00 WIB, saya terbangun bukan karena badai atau suara-suara aneh tetapi karena udara yang sangat panas, ternyata angin tidak berhembus sama sekali. saya lalu mengambil senter kepala dan memberanikan diri untuk keluar dan membuka cover hujan ditenda agar udara bisa masuk, suasana gelap gulita agak membuat saya merinding karena tidak ada penerangan, sesekali saya mendengan suara burung dan ranting kering yang patang dilewati binatang.
Oges "Ketua adat" di rombongan kami

Rabu, 14 Agustus 2013
Pagi-pagi disaat yang lain terlelap tidur saya sudah bersiap dipantai sisi timur untuk melihat sunrise tapi hanya kecewa yang didapat karena cuaca yang tidak mendukung. Pagi ini kegiatan dimulai dengan snorkling kembali dan menyiapkan sarapan, tidak ada rasa puas walau kita sudah menjelajahi seluruh pulau, lalu makhluk yang tidak di harapkan itu datang tampak dari kejauhan sekilas hanya seperti ombak tetapi ketika mendekat kami tahu bahwa itu adalah sirip seekor ikan hiu yang berenang terus mendekat ke arah pantai, entah apa yang membuat hiu itu mendekat ke arah perairan dangkal mungkin dia sedang tersesat mencari perairan dalam, karena yang lain tidak mau mengambil resiko jadi hanya saya yang tetap berenang sambil menunggu sarapan selesai.kami pun berbenah-benah untuk pindah tempat camping di pantai bagian selatan setelah selesai kami kembali bermain air dan melupakan aktifitas kerja yang sangat menjenuhkan.

Boat (kanan) sedang melakukan syarat ritual " Ajian Telapan Te'lek Asu"
Jam 12.00 WIB, masalah akhirnya menimpa kami karena sebelumnya informasi yang kami dapatkan tentang pulau ini agak kurang, stok air minum dan tawar sudah habis dan penjual air tawar yang biasa datang setiap hari tidak datang karena sedang mudik, tapi kami tidak kehabisan akal, dengan uang tambahan Rp 30.000 kami membeli 3 (tiga) aqua 1,5 L dan meminta air tawar pada anak camp yang akan pulang hasilnya kami hanya mendapatkan 1 (satu) botol air tawar 1,5 L. Setelah selesai bermain air kami beristirahat selama 2 (dua) jam untuk kembali bersenang-senang disana.

Bersantai sambil menikmati Sisha
Vicry, Saya, dan Boat Benga
Jam 19.00 WIB, Stok air kembali habis dan uang kami pun hanya untuk pulang. muka tembok pun dipakai kembali, kami meminta air kepada kenalan baru kami dari daerah Buaran tentu kami tidak meminta dengan gratis tetapi dengan barter, melihat stok kopi dan gula yang masih banyak dan akan tidak terpakai hingga besok kami melakukan barter dengan air tawar 2 botol 1,5 L. air tersebut kami perlukan hanya untuk memasak air minum, nasi dan minum kopi saja, setelah makan kami pun bersantai dan berkeliling pulau untuk menikmati malam terakhir di pulau ini.
Jam 23.00 WIB, kami semua tidur untuk perjalanan pulang besok pagi.